Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Minggu, 26 Juli 2020

Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap Kehidupan di Negara-Negara ASEAN



1. Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang Akibat Faktor Alam

Kondisi alam dan kondisi sosial negara-negara ASEAN yang relatif homogen dan saling membutuhkan memudahkan interaksi antara satu negara dan negara lainnya. Interaksi ini terjadi dalam bentuk kerja sama di berbagai bidang. Banyak faktor yang menimbulkan berbagai bentuk interaksi antara negara tersebut, antara lain faktor iklim dan faktor geologi.

a. Faktor Iklim

Lokasi negara-negara ASEAN yang berada di antara Benua Asia dan Benua Australia menyebabkan wilayah ini memiliki pola arah angin yang berganti setiap setengah tahun sekali. Angin ini dinamakan angin muson timur dan angin muson barat, masing-masing menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim hujan. Iklim yang dipengaruhi tiupan angin muson dinamakan iklim muson. Selain iklim matahari dan iklim muson, wilayah negara-negara ASEAN juga dipengaruhi iklim fsis. Iklim fsis dipengaruhi keadaan fsik suatu wilayah, seperti perairan laut, pegunungan, dan dataran.

Negara-negara ASEAN terkadang mengalami perubahan iklim yang tidak terprediksi, sebagai akibat adanya perubahan pola penggunaan lahan dan perilaku yang menimbulkan pemanasan global. Perubahan iklim ini memicu terjadinya bencana alam klimatik atau bencana alam yang disebabkan kerusakan faktor-faktor iklim.

Dalam upaya menanggulangi bencana di kawasan Asia Tenggara, ASEAN melakukan kerja sama antarnegara anggotanya. Contoh kerja sama ASEAN dalam menanggulangi bencana klimatik, yaitu ketika terjadi kebakaran hutan yang hebat di Sumatra tahun 2015, Malaysia dan Singapura atas nama ASEAN memberikan bantuan peminjaman pesawat pemadam kebakaran. Indonesia dan beberapa negara ASEAN lain membantu Filipina yang mengalami bencana badai Haiyan tahun 2014.


Berdasarkan kondisi iklim matahari, fsis, ataupun muson, hampir seluruh negara ASEAN memiliki kesamaan kondisi. Kondisi iklim yang sama ini membuat negaranegara di ASEAN ini bahu membahu untuk saling membantu.

b. Faktor Geologi

Berdasarkan faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi geologi seperti kondisi tanah dan batuan penyusunnya di bumi, negara-negara ASEAN berada di daerah tumbukan antarlempeng. Amatilah gambar berikut ini, yang menunjukkan posisi lempeng di wilayah negara-negara ASEAN!

Pergerakan lempeng yang bertumbukkan mengakibatkan terjadinya bencana geologis, seperti gempa bumi. Apabila terjadi di laut atau memengaruhi pergerakan gelombang laut, gempa bumi dapat menimbulkan bencana tsunami.


Setidaknya empat dari sebelas negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar, pernah mengalami kejadian gempa yang merenggut korban jiwa sangat banyak. Sebagian besar korban diakibatkan tsunami yang terjadi setelah gempa berlangsung. Korban tsunami yang menggemparkan dunia terjadi di wilayah Indonesia, yaitu di Aceh pada tahun 2006. Sama seperti kejadian bencana lain, negara-negara ASEAN sebagai organisasi ataupun negara-negara tetangga melalui Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok, fasilitas kesehatan, maupun donasi untuk perbaikan lingkungan dalam masa pemulihan.

c. Faktor Ketersediaan Sumber Daya Alam

Pernahkah kalian mengamati daerah tempat tinggalmu? Apakah ada sesuatu yang dimiliki oleh daerah tempat tinggalmu yang tidak terdapat di daerah lain? Kondisi yang kalian rasakan sama, seperti ketersedian sumber daya alam yang ada di negaranegara ASEAN.

Sebagai contoh, hampir semua negara-negara ASEAN memiliki sumber daya alam berupa barang tambang, kecuali Singapura. Negara Singapura yang wilayahnya sangat sempit memiliki keterbatasan sumber daya alam barang tambang, tetapi menguasai perdagangan dan industri. Negara-negara ASEAN yang kaya dengan barang tambang mentah mengekspornya ke Singapura untuk diolah menjadi berbagai barang kebutuhan pokok. Negara-negara ASEAN yang lain juga melakukan kegiatan yang serupa dengan volume yang berbeda-beda sesuai kemampuan masing-masing negara.

Daftar barang tambang yang dimiliki oleh negara-negara ASEAN ditunjukkan dalam tabel berikut.

Sumber daya alam tidak hanya berupa barang tambang. Sumber daya alam hayati dan nonhayati lainnya dapat dijumpai di negara-negara ASEAN. Hutan dan laut merupakan contoh lain sumber daya alam yang dimiliki hampir semua negara ASEAN. Hutan, laut, dan barang tambang merupakan sumber daya alam yang banyak dieksplorasi untuk menunjang kehidupan setiap negara. Indonesia memiliki hutan paling luas di antara negara yang lain. Namun, laju kerusakan hutan atau deforestasi di Indonesia juga paling tinggi di antara negara-negara ASEAN lainnya. Hasil hutan dari Indonesia dan negara-negara ASEAN lain digunakan sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Salah satu tujuan ekspornya yaitu ke negara-negara industri, seperti Singapura.


Perairan laut di kawasan negara-negara ASEAN banyak diekplorasi untuk menghasilkan devisa atau pendapatan negara. Perikanan, mutiara, rumput laut sampai barang tambang merupakan contoh eksplorasi perairan laut sebagai sumber daya alam. Saat ini, perairan laut banyak yang dikelola sebagai tempat wisata.

Tidak semua sumber daya yang diperlukan suatu negara tersedia di negara tersebut. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhannya, negara-negara anggota ASEAN melakukan pertukaran sumber daya alam dalam kegiatan jual beli. Kegiatan jual beli dan pertukaran sumber daya ini merupakan bentuk interaksi antarnegaranegara ASEAN dengan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sumber daya alam perlu dilestarikan. Kalian sebagai generasi penerus bangsa sebaiknya turut melestarikan sumber daya alam yang ada. Lakukanlah kegiatan berikut ini.

2. Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi terhadap Perubahan Ruang

Perkembangan ilmu dan teknologi telah berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Manusia lebih dimudahkan dalam berbagai hal ketika beraktivitas. Ilmu yang menghasilkan teknologi komunikasi mengurangi jarak dan waktu dalam berinteraksi antarpihak. Teknologi yang memiliki peranan besar dalam mengubah kehidupan manusia dalam berinteraksi adalah teknologi transportasi dan teknologi komunikasi. Teknologi transportasi dimanfaatkan untuk memindahkan barang dan manusia dari satu tepat ke tempat lain. Teknologi komunikasi dimanfaatkan untuk bertukar informasi. Teknologi produksi digunakan untuk memproduksi sandang, pangan, dan papan.

Segala macam jenis teknologi bermanfaat karena memudahkan pekerjaan manusia. Sebagai contoh, perhatikan gambar di bawah ini.

a. Teknologi Transportasi


Saat ini, berbagai macam bentuk alat transportasi dapat dijumpai baik di darat, laut, dan udara. Ilmu dan pengetahuan yang semakin luas telah memungkinkan perkembangan berbagai macam alat transportasi yang nyaman, cepat, dan dengan tingkat keamanan yang tinggi. Kereta cepat monorel, pesawat terbang, dan speed boat terus mengalami perbaikan demi kenyamanan penumpangnya. Namun demikian, alat transportasi tradisional yang belum menggunakan mesin masih dapat dijumpai dan bertahan sampai saat ini di negara-negara ASEAN, seperti pedati, delman, dan becak.

Adanya perkembangan teknologi tansportasi membawa perubahan aktivitas manusia yang berakibat terhadap perubahan tata kehidupan. Jumlah orang Indonesia yang pergi ke Malaysia dan Singapura atau sebaliknya semakin meningkat setiap tahunnya. Pesawat bukan lagi alat transportasi yang mahal. Setiap orang dapat menikmati layanan karena harganya yang terjangkau, cepat, dan nyaman. Kapal laut selain digunakan sebagai sarana transportasi, juga saat ini digunakan sebagai sarana wisata. Transportasi darat semakin banyak memberikan alternatif perjalanan.

Perkembangan sarana transportasi membutuhkan ruang sebagai sarana ataupun prasarana. Semakin banyak alat transportasi di darat, laut, ataupun udara, sarana dan prasarana penunjang seperti perluasan jalan, terminal, bandara, dermaga pelabuhan juga semakin mendesak pembangunannya.


Pembangunan prasarana transportasi akan mengubah kondisi wilayah di suatu negara. Lahan-lahan produktif seperti hutan atau sawah diubah untuk membangun jaringan jalan. Di beberapa negara ASEAN, rekayasa jaringan lalu-lintas transportasi darat sudah sangat canggih. Singapura dan Thailand lain mengembangkan jaringan transportasi darat bawah tanah.

Perubahan penggunaan lahan sebagai sarana transportasi terjadi juga di sekitar bandara. Lahan yang sebelumnya digunakan sebagai pemukiman atau persawahan dikonversi demi perluasan area bandara. Contohnya, pembangunan Bandara Suvarnabhumi di Thailand yang menggantikan Bandara Don Muang, Bandara Luang Prabang di Laos, Bandara Ninoy Aquino di Filipina, dan lain-lain.

b. Teknologi Komunikasi

Komunikasi merupakan cara manusia saling berhubungan atau berinteraksi. Cara berkomunikasi pertama kali diajarkan oleh ibu kepada anaknya. Bahasa yang diajarkan sang ibu kepada anaknya dinamakan bahasa ibu. Bahasa ibu dapat berupa bahasa Indonesia, bahasa Melayu, bahasa Inggris, atau bahasa lainnya.

Ilmu pengetahuan telah berjasa mengubah perkembangan teknologi komunikasi menjadi semakin canggih. Teknologi komunikasi memungkinkan informasi dapat menyebar luas dalam waktu yang singkat. Berbeda dengan keadaan pada masa lalu ketika komunikasi masih menggunakan surat, yang membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tujuan. Perkembangan teknologi komunikasi sangat menguntungkan karena dapat mengurangi jarak dan waktu.

Meskipun demikian, perkembangan teknologi komunikasi dapat juga membawa kerugian, antara lain mengurangi intensitas interaksi secara langsung antarmasyarakat.
Perhatikan gambar berikut ini!

Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di negara-negara ASEAN sebagai akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dapat dilihat, contohnya dalam berbagai aspek, baik sosial, ekonomi, budaya, maupun keamanan.


1) Sosial

a) Bertambahnya jumlah penduduk dalam waktu singkat.
b) Kebutuhan transportasi massal semakin tinggi untuk menghindari kemacetan.
c) Maraknya perdagangan manusia.
d) Kerja sama luar negeri semakin mudah.

2) Ekonomi

a) Bertambahnya pendapatan negara dari pajak dan pendapatan dari sewa tempat tinggal akibat munculnya pusat-pusat aktivitas masyarakat, seperti perbelanjaan, wisata, dan tempat tinggal yang diperlukan pendatang.
b) Nilai barang lokal meningkat seiring permintaan mata uang asing.
c) Barang-barang asing semakin mudah dijangkau.

3) Budaya

a) Terjadi akulturasi budaya secara sadar maupun tidak.
b) Perubahan sistem nilai dan norma.
c) Terjadinya kecenderungan gaya hidup hedonis.
d) Aliran-aliran yang bertentangan dengan budaya semakin mudah masuk.

4) Keamanan

a) Gangguan kondisi keamanan suatu negara semakin rentan.
b) Narkotika dan obat terlarang semakin mendapat tempat.
c) Jaringan kelompok perusuh antarnegara semakin mudah diorganisir.

3. Pengaruh Perubahan Ruang terhadap Kehidupan Ekonomi

Negara-negara anggota ASEAN mulai menerapkan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dalam kehidupan internasionalnya. Secara ekonomis, pemberlakukan AFTA akan menjadikan kegiatan ekonomi lebih meluas. Produsen beras seperti Thailand dapat dengan mudah mengekspor produknya ke Singapura, Indonesia, dan negara anggota ASEAN lain tanpa dibebani pajak, begitupun sebaliknya. Pilihan konsumsi
pun semakin banyak, baik kualitas maupun harganya. Kerja sama negara-negara ASEAN ini mendorong terjadinya perubahan tatanan kerja sama antarnegara dalam bidang ekonomi. Persaingan dalam kegiatan ekonomi menjadi lebih ketat dengan adanya kompetitor dari luar negeri.

Kegiatan produksi yang dilakukan oleh produsen atau pelaku kegiatan produksi suatu negara ASEAN akan dapat dengan mudah dipasarkan ke negara lain dalam lingkup ASEAN. Contoh, Indonesia dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh petani di Thailand dan Myanmar. Produk elektronik Singapura dapat lebih mudah diperoleh oleh masyarakat di negara ASEAN.

Kerja sama ASEAN menjadikan proses distribusi menjadi lebih jauh jangkauannya. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen sampai ke tangan masyarakat (konsumen) melalui distributor. Perkembangan teknologi transportasi dapat memperpendek jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan barang atau jasa sampai ke tangan konsumen. Lautan luas tidak lagi menjadi penghalang untuk mendistribusikan barang dan jasa. Kemudahan distribusi ini sangat menguntungkan pelaku kegiatan ekonomi dan memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Kegiatan distribusi antarnegara dalam bentuk ekspor dan impor yang melibatkan dua negara atau lebih identik dengan pergerakan barang atau jasa antarnegara. Kegiatan ekspor dan impor ini menunjukkan adanya interaksi antarruang negara yang satu dengan negara lainnya. Kegiatan produksi dan distribusi bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai konsumen. Konsumen adalah pengguna barang atau jasa yang telah diproduksi oleh produsen dan didistribusikan oleh distributor.

AFTA memungkinkan setiap orang di negara-negara ASEAN untuk dapat mengonsumsi barang-barang produk luar negeri. Kalian diminta melihat produk yang digunakan dalam keseharian, seperti barang elektronik. Negara manakah yang memproduksi barang itu?

4. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang

Pernahkah kalian mendengar negara Singapura melakukan reklamasi untuk memperluas daratan? Reklamasi adalah alih fungsi lahan pantai menjadi daratan. Reklamasi tersebut disebut salah satu bentuk alih fungsi lahan yang disebut konversi lahan. Biasanya, mengubah area pertanian menjadi area dengan kegunaan lain, misalnya menjadi permukiman atau industri. Konversi lahan menjadi fenomena yang sering dijumpai di negara-negara ASEAN.

Amatilah Gambar 1.29. Dapatkah kalian membayangkan bagaimana perubahan yang terjadi di daerah di mana lahannya yang dikonversi?

Konversi lahan pertanian sering terjadi di negara-negara ASEAN dengan laju pertumbuhan penduduk relatif tinggi, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Filipina. Konversi terjadi terutama di daerah pinggiran kota ataupun area persawahan yang letaknya berdekatan dengan fasilitas umum, seperti di dekat pasar. Konversi lahan pertanian bersifat menular, artinya ketika satu petak lahan telah dikonversi, lahan pertanian di sekitar petak tersebut juga rawan dikonversi. Hal ini berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.

a. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri

Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di negara-negara sedang berkembang, seperti negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di pinggir kota. Biasanya, pemilik perusahaan mendirikan industri di sana karena beberapa alasan, di antaranya sebagai berikut.

1) Pembangunan industri lebih memilih lahan yang strategis. Sebagian besar lahan strategis tersebut merupakan lahan pertanian.
2) Harga lahan pertanian relatif lebih murah dibandingkan dengan lahan terbangun.
3) Pembangunan industri memilih akses yang lebih mudah.
4) Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan pertanian menjadi pilihan yang baik.
5) Faktor sosial dan budaya hukum waris. Konversi lahan pertanian menjadi industri mengakibatkan petani “terusir” dari tanah mereka digantikan oleh uang. Awalnya, petani di pedesaan mempunyai tanah, namun kemudian mereka menjadi petani gurem dan tak bertanah. Kondisi ini memengaruhi sistem sosial
dan budaya hukum waris yang berorientasi pada nilai uang. Anak-anak petani tidak lagi diwarisi lahan pertanian, tetapi diganti dengan pembagian uang hasil penjualan lahan pertanian.

Penggunaan lahan dalam pembangunan industri memerlukan perhatian beberapa negara industri. Pasalnya, tidak semua industri yang akan atau sudah dibangun berada di lahan yang tepat dan tidak menempati lahan produktif seperti lahan pertanian. Berbagai masalah akan timbul akibat konversi lahan dari lahan pertanian menjadi industri, antara lain:

1) Lahan pertanian berkurang, yang membuat produktivitas pangan dari pertanian menurun.
2) Lahan pertanian sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah atau polusi dari industri baik tanah, air, maupun udara.
3) Konversi lahan itu menular, yang mengancam ketersediaan lahan pertanian.

b. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Permukiman

Permukiman menjadi kebutuhan pokok manusia. Semakin banyak jumlah manusia, area permukiman yang dibutuhkan juga semakin luas. Kondisi ini terjadi juga di negara-negara anggota ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi permukiman marak dilakukan di negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi permukiman pasti akan menimbulkan dampak, sama seperti konversi lahan pertanian menjadi lahan industri. Biasanya, selalu berdampak negatif apabila dilihat dari sisi fungsi lahan pertanian itu sendiri. Adapun dampak negatifnya itu adalah sebagai berikut.

1) Luas lahan pertanian semakin berkurang sehingga produktivitas pangan semakin kecil.
2) Petani dan buruh tani kehilangan mata pencahariannya.
3) Hilangnya lahan ruang terbuka hijau (RTH).
4) Berkurangnya lahan resapan air.

Konversi lahan identik dengan perubahan kondisi ruang. Konversi lahan tidak dapat dicegah karena kebutuhan manusia akan ruang tidak dapat dihindari. Mencegah konversi lahan bisa jadi menghambat pembangunan suatu negara. Oleh karena itu, konversi lahan pertanian harus tetap terjadi. Meskipun demikian, kita harus mengawasi konversi lahan yang terjadi, jangan sampai mengganggu keseimbangan alam, ekosistem, dan kelangsungan hidup sebagian warga negara.

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman