1. Penguatan Ekonomi Maritim
Dalam
uraian materi tentang perdagangan antarnegara, kalian telah mempelajari tentang
ekspor dan impor. Kalian tentu memahami bahwa dalam aktivitas ekspor dan impor
diperlukan barang/jasa sebagai komoditas perdagangan antarnegara. Untuk
mendukung ketersediaan komoditas perdagangan antarnegara/internasional perlu
upaya peningkatan ekonomi maritim. Sebab, sektor ini merupakan unggulan yang
dimiliki Indonesia. Upaya peningkatan ekonomi maritim yang meliputi potensi
maritim Indonesia, hambatan pembangunan ekonomi maritim, dan upaya pengembangan
ekonomi maritim Indonesia akan dipaparkan satu per satu dalam uraian berikut
ini.
a. Potensi Ekonomi Maritim
Indonesia
Sebelum
memahami tentang potensi maritim Indonesia dan hambatan pengembangnnya, kalian
perlu memahami terlebih dahulu tentang apa itu ekonomi maritim. Untuk dapat
memahami dengan mudah apa itu ekonom maritim, amatilah gambar aktivitas nelayan
pada Gambar 3.11 berikut ini!
Gambar
pertama adalah gambar beberapa nelayan sedang mengumpulkan hasil tangkapan
ikannya. Gambar kedua adalah gambar seseorang yang sedang menjemur ikan hasil
tangkapan.
Ekonomi
kelautan (marine economy) merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah
pesisir dan lautan serta di darat yang menggunakan sumber daya alam (SDA) dan
jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa. Ekonomi
maritim (maritime economy) merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup
transportasi laut, industri galangan kapal dan perawatannya, pembangunan dan
pengoperasian pelabuhan beserta industri dan jasa terkait.
Berdasarkan
kedua pengertian di atas, tentu kalian sudah mengetahui perbedaan antara
ekonomi kelautan dan ekonomi maritim. Apa kira-kira kesamaan dari dua hal
tersebut? Kesamaannya adalah keduanya sama-sama bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat manusia.
untuk
mengetahui contoh kekayaan Indonesia di bidang ekonomi maritim dalam bentuk
pengembangan rumput laut, amati gambar tanaman rumput laut pada Gambar 3.12
berikut!
Rumput
laut merupakan kekayaan sekaligus keindahan bawah laut untuk menarik wisatawan,
baik asing maupun lokal. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010),
terdapat 108 kawasan konservasi perairan dengan luas 15,78 juta ha, yang
diharapkan dapat meningkat menjadi 20 juta ha pada tahun 2020. Beberapa daerah
memiliki keindahan bawah laut yang sudah sangat mendunia dan menjadi spot
menyelam yang wajib dikunjungi para penyelam (divers), seperti Bunaken
(Sulawesi Utara), Raja Ampat (Papua Barat), Labuan Bajo, dan Wakatobi
(www.kemenkeu. go.id).
Berdasarkan
uraian materi di atas, dapat kalian ketahui bahwa sumber daya alam yang besar
dan letaknya strategis (berada di persilangan Samudra Hindia dan Samudra
Pasifk) serta posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
seharusnya menjadi kekuatan penting yang dapat dimaksimalkan pengembangannya.
Banyaknya kekayaan yang terkandung di laut secara utuh baik di dalam, di dasar
maupun di atas permukaan laut merupakan potensi ekonomi yang mampu memberikan
kontribusi nyata bagi perekonomian nasional. Berbagai kekayaan laut ini
sebenarnya telah dieksploitasi dan dimanfaatkan sejak dahulu hingga sekarang,
baik melalui metode produksi yang tradisional maupun berbasis teknologi.
Pandangan
ekonomi paling sederhana memberikan tuntunan tentang bagaimana suatu pekonomian
dapat bekerja dengan baik dari tiga kondisi dasar dalam bentuk pertanyaan,
yaitu:
1)
Apa yang harus diproduksi?
2)
Bagaimana berproduksi? dan
3)
Untuk siapa diproduksi?
Jawaban
dari kombinasi ketiga pertanyaan tersebut dapat dikaitkan dengan kemampuan
Indonesia sebagai negara kepulauan, terutama membahas apakah pembangunan yang
dilakukan telah menempatkan sektor kelautan sebagai modal pembangunan yang
unggul. Produksi sektor kelautan secara kuantitatif barangkali tidak mengalami
masalah walaupun seringkali terdapat kesenjangan antara potensi dan realisasi.
Dengan
kekayaan laut yang sangat banyak, ironisnya pembangunan ekonomi nasional masih
belum memberikan dampak positif yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat.
Gambaran nyata kondisi ini sejalan dengan pengelolaan sektor kelautan belum
digarap dengan penuh perhatian dan kemauan. Hal ini terlihat pada potret
sebagian besar nelayan Indonesia yang masih bergelut dengan kemiskinan, padahal
produksi perikanan terus meningkat. Daya saing domestik yang lemah menyebabkan
kegiatan pengangkutan (transportasi laut) maupun eksploitasi sumber daya
mineral di wilayah perairan nasional masih lebih banyak dilakukan oleh pihak
asing. Kekalahan dalam kompetisi ekonomi berbasis maritim juga terjadi di sektor
industri dan jasa kelautan mulai dari hulu maupun hilir.
b. Kondisi Ekonomi Maritim
di Indonesia dan Negara-Negara ASEAN
Keprihatinan
terhadap sektor kelautan nasional mengharuskan adanya kebijakan strategis untuk
mempercepat pengembangan keunggulan di berbagai sub-sektor kelautan.
Pembangunan ekonomi maritim ingin menjadikan kekayaan potensi kemaritiman
sebagai landasan untuk mengadakan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas
terutama di sektor kemaritiman. Dengan demikian, iklim bisnis dan investasi
maritim yang baik akan berkembang. Pembangunan ekonomi maritim akan membawa
industri pada kebutuhan akan sumber daya manusia kemaritiman dan inovasi
teknologi yang berbasis pada pendidikan kemaritiman yang unggul dan modern.
Jika proses ini dapat berlangsung, maka pembangunan ekonomi maritim dipastikan
akan dapat membawa masyarakat ke arah kemakmuran. Pembangunan di bidang
kelautan diarahkan untuk mencapai empat tujuan, yakni:
1)
Pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan.
2)
Peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala kecil.
3)
Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan.
4)
Menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan bangsa.
Selanjutnya,
kondisi ekonomi maritim di Indonesia, dilihat dari:
a) Sektor Pelayaran
Sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia, industri pelayaran merupakan infrastruktur
dan tulang punggung kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun dalam realita,
industri pelayaran nasional saat ini dalam kondisi belum begitu baik. Ditinjau
dari segi daya saing, pangsa muatan armada kapal nasional masih tergolong
rendah. Industri galangan kapal, yang sebenarnya sangat strategis karena
mempunyai rantai hulu-hilir yang panjang, hingga saat ini belum berkembang.
Sistem pelabuhan saat ini hanya berperan sebagai cabang atau ranting dari
Singapura atau pelabuhan luar negeri lainnya. Pelayanannya masih belum efsien
dan belum produktif. Daya saing sumber daya manusia di sektor pelayaran masih
relatif rendah. Salah satu bentuk perkembangan di sektor pelayaran nampak pada
Gambar 3.13.
b) Sektor Perikanan
Potensi
sektor perikanan Indonesia sangat besar dan sepantasnya Indonesia menjadi
negara industri perikanan terbesar di Asia. Namun demikian, kontribusi sektor
perikanan terhadap pendapatan nasional masih rendah. Pertambahan kawasan
budidaya perikanan pun masih sangat kurang.
c) Sektor Pariwisata
Bahari
Pengembangan
pariwisata bahari diyakini dapat mempunyai efek berganda (multiplier effect)
yang dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat,
mendatangkan wisatawan yang berasal dari luar negeri (devisa). Selain itu,
pengembangan pariwisata bahari mempunyai dampak positif untuk tumbuh-bangkitnya
jiwa dan budaya bahari yang dapat memberikan efek berganda dalam mendorong
terwujudnya negara maritim yang tangguh. Namun demikian, hingga saat ini
pariwisata bahari belum berkembang dengan baik. Contoh wisata bawah laut,
tampak pada Gambar 3.14.
Ekonomi
maritim di wilayah Asia Tenggara dalam kurun waktu 10-15 tahun terakhir telah
mengalami perubahan yang sangat mendasar. Keadaan ini tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan strategis dimana fenomena maritim dunia telah muncul dan
menjadi tantangan nyata bagi negara-negara, khususnya negara yang memiliki
wilayah teritorial berupa laut. Seperti telah diketahui bahwa kawasan Asia
tenggara lebih dibatasi oleh wilayah perairan, dimana batas negaranya pun masih
saling tumpang tindih dengan negara lain. Laut merupakan tempat penggalian
sumber daya alam yang akan digunakan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa perikanan merupakan sektor ekonomi andalan di
negara ASEAN.
c. Strategi dan Kebijakan
Pengembangan Ekonomi Maritim di Indonesia
Pengembangan
ekonomi maritim perlu ditingkatkan dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Pengembangan ekonomi
maritim sangat diperlukan mengingat besarnya potensi ekonomi maritim yang kita
miliki. Namun, besarnya potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal
dalam pembangunan nasional. Pada tahun 2014, kontribusi seluruh sektor kelautan
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sekitar 20%. Padahal, negara-negara
dengan potensi kekayaan laut yang lebih kecil daripada Indonesia, seperti
Islandia, Norwegia, Jepang, Korea Selatan, Thailand dan Tiongkok, yang
kontribusi bidang kelautannya rata-rata sudah di atas 30 persen PDB. (Sumber: http://ekonomi.metrotvnews.com/read/)
Kebangkitan
ekonomi kelautan Indonesia ditandai dengan perubahan paradigma pembangunan
nasional, dari pembangunan berbasis daratan (land-based development) menjadi
pembangunan berbasis kelautan (ocean-based development). Hal ini akan memacu
berbagai produk kebijakan publik, infrastruktur, dan sumber daya fnansial yang
terintegrasi menunjang pembangunan kelautan.
Melalui
perubahan basis pembangunan dari basis daratan ke lautan, maka pelabuhan,
armada pelayaran (transportasi laut) akan lebih maju dan efsien. Semua produk
dari pertanian tanaman pangan, hortikultur, perkebunan, kehutanan, peternakan,
bahan tambang dan mineral, dan manufaktur akan lebih berdaya saing karena biaya
logistik akan lebih murah dan pergerakan barang lebih cepat.
Di samping
itu, memacu percepatan pengembangan infrastruktur dan ketersambungan maritim,
membangun tol laut, pelabuhan laut dalam, logistik, industri perkapalan,
diyakini akan mengurangi inefsiensi ekonomi nasional dan meningkatkan daya
saing produk dalam negeri. Konektivitas maritim juga akan memberikan jaminan
kesatuan ekonomi dan menekan perbedaan harga serta kesenjangan ekonomi
antarwilayah.
Bentuk
kebijakan lain di bidang ekonomi maritim adalah dalam menyambut ASEAN
Connectivity, Indonesia menyiapkan lima pelabuhan besar.Lima pelabuhan yang
dimaksud adalah Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara, Pelabuhan Tanjung Priok di
Jakarta, serta pelabuhan-pelabuhan di Surabaya, Makassar, dan Kalimantan.
Dari
47 pelabuhan yang akan dikembangkan di ASEAN, 14 di antaranya ada di Indonesia.
Kita ingin lima pelabuhan besar kita itu siap untuk ASEAN Connectivity, dan
Indonesia sebetulnya berkepentingan untuk proyek-proyek sea transportation ini.
Investasi pihak swasta dibutuhkan dalam proyek-proyek ASEAN Connectivity ini,
khususnya pada infrastruktur transportasi.
Selain
itu, dalam pengembangan ekonomi maritim, juga telah disiapkan kerangka regulasi
yang sesuai dengan semua pihak. Karena regulasi tiap negara di ASEAN sangat
berbeda-beda, maka diperlukan harmonisasi regulasi. Menjelang pemberlakuan MEA,
mengatasi masalah sektor perikanan menjadi sebuah keharusan. Kendala kita
menghadapi MEA sekarang ini sesungguhnya bukan pada aspek perikanan itu sendiri
tetapi lebih kepada aspek pemberdayaan terutama pemberdayaan nelayan karena
nelayan sebagai pelaku utama perikanan. Jika nelayan tidak juga beranjak dari
kemiskinan, maka produktivitas menangkap ikan menurun, dampaknya pendapatan
akan turun.
Setelah
memahami tentang penguatan ekonomi maritim, kalian dapat mempelajari tentang
tentang penguatan agrikultur sebagai alternatif penopang ekonomi Indonesia
dalam uraian materi berikut.
2. Penguatan Agrikultur di
Indonesia
Apakah
kalian sudah pernah mendengar kata agrikultur? Ekonomi agrikultur merupakan
upaya peningkatan perekonomian dengan memberdayakan sektor pertanian.
Agrikultur merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi,
atau untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang termasuk dalam agrikultur biasa dipahami orang sebagai budidaya
tanaman, bercocok tanam, atau pembesaran hewan ternak. Agrikultur dapat pula
berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan,
seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti
penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Setelah
mengerjakan aktivitas, tentu kalian sudah dapat membedakan produk agrikultur
dengan produk nonagrikultur. Selanjutnya, kalian juga harus memahami bagaimana
meningkatkan sektor agrikultur sebagai penopang peningkatan perekonomian
Indonesia. Upaya peningkatan perekonomian sebaiknya diusahakan dengan
peningkatan berbagai sektor. Salah satunya dari sektor agrikultur atau
pertanian. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, sektor
penghasil pangan harus diusahakan agar dapat memenuhi kebutuhan seluruh
masyarakat. Dukungan pemerintah dalam pengembangan agrikultur antara lain
berupa pemberian subsidi pupuk serta benih. Hal ini dimaksudkan agar faktor
produksi dapat ditekan sehingga harga jual produk dapat bersaing namun
terjangkau. Selain itu, pemerintah juga selalu mengawasi harga-harga produk
pertanian dengan tujuan untuk melindungi petani apabila harga barang terlalu
rendah. Setelah memahami tentang makna agrikultur, kalian perlu memahami
tentang:
a. Potensi Agrikultur di
Indonesia
Indonesia
sebagai salah satu negara yang termasuk dalam wilayah tropis memiliki potensi
pertanian yang sangat baik. Salah satu produk pertanian Indonesia yang
berpotensi menjadi andalan adalah produk pertanian segar dalam bentuk
buahbuahan dan sayuran. Produk lain yang turut menjadi andalan adalah
rempah-rempah dan Bahan Bakar Nabati (BBN).
Indonesia
merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang banyak untuk
produk pertanian. Di sektor pertanian, Indonesia memiliki beragam jenis
tanaman. Hal ini didukung kondisi iklim tropis. Di bidang tanaman pangan,
Indonesia memiliki tanaman unggul, seperti padi, kedelai, kacang tanah, ubi
kayu, dan berbagai varietas yang lain.
Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan signifkan bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian menyerap 35.9% dari total angkatan kerja di Indonesia dan menyumbang 14.7% bagi pendapatan nasional Indonesia (BPS: 2012). Fakta tersebut menguatkan pertanian sebagai megasektor yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian di Indonesia merupakan kontributor besar dalam pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri. Sektor pertanian juga berperan dalam memeratakan pembangunan melalui upaya pengentasan kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat. Selain itu, sektor pertanian juga telah menjadi salah satu pembentuk budaya bangsa dan penyeimbang ekosistem.
b. Peran Agrikultur di
Indonesia
Indonesia
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Tanahnya subur. Sampai saat
ini, sebagian besar masyarakat Indonesia bermatapencaharian sebagai petani.
Pertanian atau agrikultur merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia.
Sektor ini merupakan sektor penting untuk menyumbang hampir setengah dari
perekonomian. Selain itu, agrikultur juga berperan sebagai penghasil devisa
negara melalui ekspor.
Pembangunan sektor agrikultur Indonesia sampai saat ini masih belum dapat memberikan sumbangan yang tinggi jika dilihat dari tingkat kesejahteraan pelaku sektor dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan agrikultur di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Pembangunan agrikultur atau pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia besar, namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar petani kita masih banyak yang tergolong miskin.
c. Hambatan Pengembangan
Agrikultur di Indonesia
Pengembangan
di bidang agrikultur di Indonesia mempunyai beberapa hambatan, antara lain
sebagai berikut.
1)
Skala usaha pertanian pada umumnya relatif kecil;
2)
Modal terbatas;
3)
Penggunaan teknologi masih sederhana;
4)
Sangat dipengaruhi musim;
5)
Pada umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga;
6)
Akses terhadap kredit, teknologi, dan pasar rendah;
7)
Pasar hasil pertanian sebagian besar dikuasai oleh pedagang-pedagang besar
sehingga akan merugikan petani;
8)
Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian;
9)
Kurangnya penyediaan benih yang bermutu bagi petani.
Gambar
3.15 adalah contoh petani dengan skala usaha pertanian yang masih relatif
kecil, yang tampak pada petak-petak tanah sawah yang relatif sempit. Usaha
dengan skala kecil tentu akan mendapatkan hasil yang kecil. Hasil yang kecil
menjadi cerminan dari tingkat kesejahteraan yang rendah
Berdasarkan
fakta dalam Gambar 3.16, pembangunan pertanian di masa mendatang bukan hanya
untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, melainkan untuk menghadapi tantangan
globalisasi. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut
untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi, tetapi
juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat.
Tantangan tersebut diharapkan mampu mendorong kita agar lebih bekerja keras
dalam mengembangkan sektor pertanian apabila menginginkan pertanian kita dapat
menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor
penggerak pembangunan bangsa.
3. Strategi Pengembangan
Agrikultur di Indonesia
Beberapa
strategi yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengembangkan agrikultur di
Indonesia antara lain:
a. Ekofarming
Strategi
ekofarming merupakan peningkatkan sistem budidaya di sektor pertanian yang
ramah lingkungan dan terintegrasi dengan kearifan lokal di setiap daerah di
Indonesia.
b. Distribusi Pupuk Secara
Merata
Strategi
yang kedua ini, berupa distribusi pupuk secara merata di seluruh wilayah
Indonesia. Langkah yang ditempuh dalam strategi ini adalah petani diminta
menjumlahkan kebutuhan pupuk untuk kebutuhan tanamnya perhektar selama satu
tahun. Dengan cara ini pemerintah akan dapat mengetahui kebutuhan pupuk selama
satu tahun sehingga dapat menyediakan stok pupuk sesuai dengan kebutuhan
petani.
c. Perbaikan Irigasi
c. Perbaikan Irigasi
Pertanian
yang berhasil tidak lepas dari baiknya sistem irigasi yang diterapkan. Oleh
karena itu, pemerintah mengusahakan keterjaminan ketersediaan air untuk
pertanian dengan perbaikan atau pengadaan irigasi yang baik.
Strategi
lain yang dapat dilakukan di sektor agrikultur/pertanian adalah melakukan
pembangunan dan perbaikan berbagai sarana pendukung sektor pertanian, serta
pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru
bagi masyarakat Indonesia. Mutu sumber daya manusia yang mampu memberikan
konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya perlu ditingkatkan.
Hal ini merupakan bentuk dukungan bagi petani untuk tetap mempertahankan
usahanya di sektor pertanian. Tanpa adanya dukungan, akan semakin banyak tenaga
kerja dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain yang lebih menarik.
Strategi selanjutnya adalah mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi
sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Jalan,
pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat mempercepat pertumbuhan di
sektor ini. Sarana tersebut akan mempermudah distribusi hasil panen serta
distribusi faktor produksi bagi petani.
Struktur
perekonomian Indonesia sekarang merupakan cerminan dari arah perekonomian yang
dilakukan di masa lalu. Pada Masa Orde Baru dan Reformasi juga telah
menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor penting, yang membuka
banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian juga
menyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia.
Saat
ini, kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat
membentuk struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa
permasalahan yang dihadapi sektor pertanian di masa kini perlu segera dibenahi.