a. Perubahan
pada Masa Kolonial Barat
1)
Perluasan Penggunaan Lahan
Perhatikan gambar perkebunan di Sumatra tersebut. Mulai
kapan perkebunan tersebut berkembang? Perkebunan di Indonesia telah berkembang
sebelum masa penjajahan. Bangsa Indonesia telah memiliki teknologi turun
temurun untuk mengembangkan berbagai teknologi pertanian. Pada masa penjajahan,
terjadi perubahan besar dalam perkembangan perkebunan di Indonesia. Penambahan
jumlah lahan untuk tanaman ekspor dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia.
Bukan hanya pemerintah kolonial yang mengembangkan lahan perkebunan di
Indonesia, tetapi juga perusahaan-perusahaan swasta.
Pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda, banyak
perusahaan asing yang menanamkan investasi di Indonesia. Berhektare-hektare
hutan dibuka untuk pembukaan lahan perkebunan. Apakah kalian menemukan
bekas-bekas perkebunan yang dahulu dikuasai Belanda?
Perhatikan gambar saluran irigasi Bendung Komering 10 (BK 10) di Desa Gumawang, Belitang Madang Raya, Kabupaten OKU Timur, Sumatra Selatan. Saluran tersebut dibangun sejak masa Hindia Belanda. Daerah OKU Timur yang awalnya hutan belantara berubah menjadi lahan pertanian dan perkebunan yang sangat subur hingga sekarang. Sepanjang aliran irigasi tersebut menjadi lumbung padi Sumatra Selatan hingga kini.
2)
Persebaran Penduduk dan Urbanisasi
Kalian tentu masih ingat dengan Politik Etis, yang
terdiri atas irigasi, transmigrasi, dan edukasi. Sejarah transmigrasi Indonesia
terutama terjadi pada akhir abad XIX. Tujuan utama transmigrasi pada masa
tersebut adalah untuk menyebarkan tenaga kerja murah di berbagai perkebunan di
Sumatra dan Kalimantan. Kalian yang tinggal di beberapa daerah di Sumatra
mungkin dapat menelusuri sejarah keluargamu atau teman-temanmu. Mungkin
sebagian dari mereka memiliki garis keturunan dari Jawa. Pembukaan perkebunan
pada masa kolonial Barat di Indonesia telah berhasil mendorong persebaran
penduduk Indonesia.
Munculnya berbagai pusat industri dan perkembangan
berbagai fasilitas di kota menjadi daya dorong perkembangan kota-kota.
Urbanisasi terjadi hampir di berbagai daerah di Indonesia. Daerah yang awalnya
hutan belantara menjadi ramai dan gemerlap karena ditemukannya area
pertambangan.
Persebaran penduduk Indonesia tidak sebatas dalam lingkungan nasional, tetapi juga lintas negara. Sebagai bukti, perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar di atas adalah negara Suriname di Amerika Latin,
di dalamnya banyak terdapat warga keturunan suku Jawa. Tahukah kalian bahwa di
Suriname terdapat banyak penduduk yang dapat berbahasa Jawa? Mereka adalah
keturunan Jawa yang hidup turun temurun di Suriname sejak penjajahan Belanda.
Mengapa mereka dapat sampai di Suriname? Hal ini tidak lepas dari kebijakan
pemerintah Belanda untuk mengirim banyak tenaga kerja ke Suriname, yang juga
merupakan wilayah jajahan Belanda. Coba kalian cari data dari internet atau
majalah yang menceritakan kehidupan masyarakat keturunan Jawa di Suriname.
Bagaimana kehidupan sosial, ekonomi, dan pendidikan mereka? Tuliskan dalam
bentuk karangan singkat.
3) Pengenalan Tanaman Baru
Pengaruh pemerintah kolonial Barat di satu sisi memiliki
pengaruh positif dalam mengenalkan berbagai tanaman dan teknologi dalam
pertanian dan perkebunan. Beberapa tanaman andalan ekspor dikenalkan dan
dikembangkan di Indonesia. Pengenalan tanaman baru sangat bermanfaat dalam
pengembangan pertanian dan perkebunan di Indonesia.
4)
Penemuan Tambang-Tambang
Pembukaan lahan pada masa kolonial Barat juga dilakukan untuk pertambangan minyak bumi, batu bara, dan logam. Pembukaan lahan untuk pertambangan ini terutama terjadi pada akhir abad XIX dan awal abad XX. Coba kalian cari pertambangan yang terdapat di lingkungan provinsimu! Dapatkah kalian mencari sejarah pertambangan tersebut? Apakah ada hubungan pertambangan tersebut dengan penjajahan bangsa Barat?
5)
Transportasi dan Komunikasi
Pada zaman penjajahan Belanda, banyak dibangun jalan raya, rel kereta api, dan jaringan telepon. Pembangunan berbagai sarana transportasi dan komunikasi tersebut mendorong mobilitas barang dan jasa yang sangat cepat. Pada transportasi laut juga dibangun berbagai dermaga di berbagai daerah di Indonesia.
Kalian tentu masih ingat bagaimana proses pembangunan
jalur Anyer-Panarukan yang dibangun pada masa pemerintahan Daendels. Di satu
sisi, pembangunan tersebut menimbulkan kesengsaraan rakyat, terutama akibat
kerja paksa. Namun di sisi lain, pembangunan jalur tersebut telah mempermudah
jalur transportasi dan komunikasi masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa.
Pembangunan rel kereta api juga dilakukan di berbagai daerah di Jawa dan
Sumatra.
6) Perkembangan
Kegiatan Ekonomi
Perubahan masyarakat dalam kegiatan ekonomi pada masa
kolonial terjadi baik dalam kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.
Kegiatan produksi dalam pertanian dan perkebunan semakin maju dengan
ditemukannya berbagai teknologi pertanian yang bervariasi. Rakyat mulai
mengenal tanaman yang tidak hanya untuk dipanen semusim. Pembukaan berbagai
perusahaan telah melahirkan berbagai jenis pekerjaan dalam bidang yang berbeda.
Sebagai contoh, munculnya kuli-kuli perkebunan, mandor, dan administrasi di
berbagai perusahaan pemerintah ataupun swasta. Kegiatan ekspor-impor juga mengalami
kenaikan signifkan pada masa penjajahan Barat. Hal ini tidak lepas dari usaha
pemerintah kolonial menggenjot jumlah produksi ekspor.
7) Mengenal Uang
Pada masa sebelum kedatangan bangsa-bangsa Barat,
masyarakat biasanya bekerja secara bergotong royong. Contohnya, dalam
mengerjakan sawah, setiap kelompok penduduk akan mengerjakan secara
bersama-sama dari sawah satu ke sawah lainnya. Pada masa kekuasaan kolonial
Barat, uang mulai dikenalkan sebagai alat pembayaran jasa tenaga kerja.
Keberadaan uang sebagai barang baru dalam kehidupan masyarakat menjadi daya
tarik tersendiri. Masyarakat mulai menyenangi uang karena dianggap lebih mudah
digunakan.
8)
Perubahan dalam Pendidikan
Perhatikan gambar sistem pendidikan pesantren di atas.
Pendidikan tersebut berkembang di berbagai daerah pada masa sebelum kedatangan
bangsa Barat. Bagaimana pendidikan pada masa kolonial Barat? Terdapat dua
pendidikan yang dikembangkan pada masa pemerintahan kolonial Barat. Pertama
adalah pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah, dan yang kedua adalah
pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat.
Pusat-pusat kekuasaan Belanda di Indonesia di berbagai kota di Indonesia menjadi pusat pertumbuhan berbagai sekolah di Indonesia. Kalian dapat menemukan sekolah-sekolah yang telah berdiri sejak zaman penjajahan di kota provinsi tempat tinggalmu. Pada masa penjajahan Belanda juga telah berkembang perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Pada masa pemerintahan kolonial Barat, terjadi diskriminasi pendidikan di Indonesia. Sekolah dibedakan menjadi dua golongan, yakni sekolah untuk bangsa Eropa dan sekolah untuk penduduk pribumi. Hal ini mendorong lahirnya berbagai gerakan pendidikan di Indonesia. Taman Siswa yang berdiri di Yogyakarta merupakan salah satu pelopor gerakan pendidikan modern di Indonesia. Sekolahsekolah yang dipelopori berbagai organisasi pergerakan nasional tumbuh pesat pada awal abad XX.
Pengaruh pendidikan modern berdampak pada perluasan lapangan kerja pada masyarakat Indonesia. Munculnya elite intelektual memunculkan jenis pekerjaan baru, seperti guru, administrasi, pegawai pemerintah, dan sebagainya.
9)
Perubahan dalam Aspek Politik
Kejayaan kerajaan-kerajaan pada masa sebelum kedatangan bangsa Barat satu per satu mengalami kemerosotan bahkan keruntuhan. Pada masa kerajaan, rakyat diperintah oleh raja yang merupakan bangsa Indonesia. Pada pemerintahan kolonial Barat, rakyat diperintah oleh bangsa asing. Kekuasaan bangsa Indonesia untuk mengatur bangsanya semakin hilang, digantikan dengan kekuasaan bangsa Barat. Perubahan inilah yang paling penting untuk diperjuangkan. Tanpa kemerdekaan, bangsa Indonesia sulit mengatur dirinya sendiri.
Perubahan dalam sistem politik juga terjadi dengan dikenalnya sistem pemerintahan baru. Pada masa kerajaan dikenal raja dan bupati, sementara itu pada masa pemerintahan kolonial Barat dikenal gubernur jenderal, residen, bupati, dan seterusnya. Para penguasa kerajaan menjadi kehilangan kekuasaannya, digantikan dengan kekuasaan pemerintahan kolonial Barat.
Terbentuknya pemerintahan Hindia Belanda di satu sisi menguntungkan bangsa Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda yang terpusat menyebabkan hubungan yang erat antara rakyat Indonesia dari berbagai daerah. Muncul perasaan senasib dan sepenanggungan dalam bingkai Hindia Belanda.
Munculnya berbagai organisasi pergerakan nasional tidak
lepas dari ikatan politik Hindia Belanda. Sebelum masa penjajahan Hindia
Belanda, masyarakat Indonesia terkotak-kotak oleh sistem politik kerajaan. Terdapat
puluhan kerajaan di berbagai daerah di Indonesia. Pada masa pemerintah Hindia
Belanda, berbagai daerah tersebut disatukan dalam satu identitas, yaitu Hindia
Belanda.
10)
Perubahan dalam Aspek Budaya
Perhatikan gambar Benteng Vredeburg di Yogyakarta di
atas. Peninggalan tersebut merupakan salah satu bukti pengaruh kolonialisme
dalam bidang budaya. Berbagai perubahan budaya pada masa penjajahan Belanda
adalah dalam seni bangunan, tarian, cara berpakaian, bahasa, dan teknologi.
Seni bangunan dengan gaya Eropa dapat kalian temukan di berbagai kota di Indonesia. Coba kalian amati berbagai peninggalan pada masa kolonial Belanda yang terdapat di lingkungan tempat tinggalmu. Bagaimana perbedaan bangunanbangunan tersebut dengan bangunan asli masyarakat Indonesia sebelumnya?
Masa penjajahan Belanda berpengaruh terhadap teknologi dan seni bangunan di Indonesia. Teknologi bangunan modern dikenalkan bangsa Barat di berbagai wilayah di Indonesia. Kalian masih dapat menelusuri sebagian besar peninggalan bangunan pada masa kolonial. Bahkan, sebagian bangunan tersebut sampai saat ini masih dimanfaatkan sebagai kantor pemerintah.
Perubahan kesenian juga terjadi terutama di masyarakat perkotaan yang mulai mengenal tarian-tarian Barat. Kebiasaan dansa dan minum-minuman yang dikenalkan para pejabat Belanda berpengaruh pada perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Kalian juga masih dapat menelusuri bahasa-bahasa Belanda yang berpengaruh dalam kosa kata Bahasa Indonesia.
Dalam aspek budaya juga terjadi perubahan kehidupan beragama masyarakat Indonesia. Pengaruh kolonial yang lain adalah penyebaran agama Kristen di Indonesia.
Agama Kristen diprediksi sampai di Indonesia sejak zaman kuno melalui jalur pelayaran. Menurut Cosmas Indicopleustes dalam bukunya Topographica Christiana, pada abad VI sudah ada komunitas Kristiani di India Selatan, di Pantai Malabar, dan di Sri Lanka. Dari Malabar itu, agama Kristen menyebar ke berbagai daerah. Pada tahun 650, agama Kristen sudah mulai berkembang di Kedah (di Semenanjung Malaya) dan sekitarnya. Pada abad IX, Kedah berkembang menjadi pelabuhan dagang yang sangat ramai di jalur pelayaran yang menghubungkan India-Aceh-Barus-Nias melalui Selat Sunda-Laut Jawa dan selanjutnya ke Tiongkok. Jalur inilah disebut-sebut sebagai jalur penyebaran agama Kristen dari India ke Nusantara.
Penyebaran agama Kristen menjadi lebih intensif lagi seiring dengan datangnya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada abad XVI. Kedatangan bangsabangsa Barat itu semakin memantapkan dan mempercepat penyebaran Agama Kristen di Indonesia. Orang-orang Portugis menyebarkan agama Kristen Katolik (selanjutnya disebut Katolik). Orang-orang Belanda membawa Agama Kristen Protestan (selanjutnya disebut Kristen).
Siapa yang menyebarkan agama Katolik di Indonesia? Mereka
adalah para pastor, seperti Fransiskus Xaverius dari ordo Serikat Yesus. Pastor
ini aktif mengunjungi desa-desa di sepanjang Pantai Leitimor, Kepulauan Lease,
Pulau Ternate, Halmahera Utara, dan Kepulauan Morotai. Usaha penyebaran agama
Katolik ini kemudian dilanjutkan oleh pastor-pastor yang lain. Selanjutnya, di
Nusa Tenggara Timur, seperti Flores, Solor, Timor, agama Katolik berkembang
dengan baik sampai sekarang.
Agama Kristen Protestan berkembang di Kepulauan Maluku terutama setelah VOC menguasai Ambon, yang dipelopori Zending. Penyebaran agama Kristen ini juga semakin intensif saat Raffles berkuasa di Indonesia. Agama Katolik dan kemudian juga Kristen Protestan berkembang pesat di Indonesia bagian timur.
Pengaruh lain dalam bidang budaya adalah pakaian, bahasa,
makanan, dan jenis pekerjaan baru. Pakaian gaya Eropa tidak hanya berpengaruh
dalam lingkungan keraton, tetapi juga masyarakat luas. Kalian dapat menemukan
berbagai kosa kata pengaruh Belanda seperti knalpot, kabinet, kanker, dan
sebagainya.
b. Perubahan
Masyarakat pada Masa Penjajahan Jepang
1)
Perubahan dalam Aspek Geograf
Adanya eksploitasi kekayaan alam menjadi ciri penting
pada masa pendudukan Jepang. Misi untuk memenangkan Perang Dunia II mendorong
Jepang menjadikan Indonesia sebagai salah satu basisnya menghadapi tentara
Sekutu. Jepang banyak membutuhkan banyak dukungan dalam menghadapi PD II. Lahan
perkebunan yang ada pada masa Hindia Belanda merupakan lahan yang menghasilkan
untuk jangka waktu yang lama. Jepang menggerakkan tanaman rakyat yang mendukung
Jepang dalam PD II. Tanaman jarak dikembangkan sebagai bahan produksi minyak
yang dibutuhkan sebagai mesin perang.
Kesengsaraan pada masa pendudukan Jepang menyebabkan
besarnya angka kematian pada masa pendudukan Jepang. Migrasi terjadi terutama
untuk mendukung perang Jepang menghadapi Sekutu. Banyak rakyat Indonesia yang
ikut dalam romusha ataupun membantu pasukan Jepang di beberapa negara Asia
Tenggara untuk membantu perang Jepang. Sebagian dari mereka tidak kembali atau
tidak diketahui nasibnya. Menurut catatan sejarah, jumlah tenaga kerja yang
dikirim ke luar Jawa, bahkan ke luar negeri seperti ke Burma, Malaya, Vietnam,
dan Mungthai/Thailand mencapai 300.000 orang. Ratusan ribu orang tersebut
banyak yang tidak diketahui nasibnya setelah Perang Dunia II usai.
2)
Perubahan dalam Aspek Ekonomi
Sistem ekonomi perang Jepang membawa kemunduran dalam
bidang perekonomian di Indonesia. Putusnya hubungan dengan perdagangan dunia
mempersempit kegiatan perekonomian di Indonesia. Perkebunan tanaman ekspor
diganti menjadi lahan pertanian untuk kebutuhan sehari-hari.
Pembatasan ekspor menyebabkan sulitnya memperoleh bahan pakaian. Maka, rakyat
Indonesia pun mengusahakannya sendiri. Pakaian yang terbuat dari benang goni
menjadi tren pada masa pendudukan Jepang. Wajib setor padi dan tingginya pajak
pada masa pendudukan Jepang menyebabkan terjadinya kemiskinan luar biasa. Angka
kematian sangat tinggi. Sebagai contoh, di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah angka
kematian mencapai 50%. Kemiskinan yang luar biasa berdampak pada
penyakit-penyakit sosial lainnya. Gelandangan, pengemis, kriminalitas, semakin
berkembang akibat lemahnya kekuatan ekonomi rakyat.
3)
Perubahan dalam Aspek Pendidikan
Kegiatan pendidikan dan pengajaran menurun. Sebagai
contoh, gedung sekolah dasar menurun dari 21.500 menjadi 13.500 buah; gedung
sekolah lanjutan menurun dari 850 menjadi 20 buah. Kegiatan perguruan tinggi
macet. Sementara itu, pengenalan budaya Jepang dilakukan di berbagai sekolah di
Indonesia. Bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa pengantar di berbagai sekolah
di Indonesia. Adapun bahasa Jepang menjadi bahasa utama di sekolah-sekolah.
Tradisi budaya Jepang dikenalkan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat rendah. Para siswa harus digembleng agar bersemangat Jepang (Nippon Seishin). Para pelajar juga harus menyanyikan lagu Kimigayo (lagu kebangsaan Jepang) dan lagu-lagu lain, menghormati bendera Hinomaru, serta melakukan gerak badan (taiso) dan seikerei.
4)
Perubahan dalam Aspek Politik
Propaganda Jepang berhasil memengaruhi masyarakat
Indonesia. Dengan alasan untuk membebaskan bangsa Indonesia dan penjajahan
Belanda, Jepang mulai mendapat simpati rakyat. Dengan kebijakan yang kaku dan
keras, secara politik organisasi pergerakan yang pernah ada sulit mengembangkan
aktivitasnya. Bahkan, Jepang melarang dan membubarkan semua organisasi
pergerakan politik yang pernah ada di masa kolonial Belanda. Hanya MIAI yang
kemudian diperbolehkan hidup karena organisasi ini dikenal sangat anti budaya
Barat (Belanda). Kempetai selalu memata-matai gerak-gerik organisasi pergerakan
nasional. Akibatnya, muncul gerakan-gerakan bawah tanah.
Jepang berusaha mendapatkan simpati dan dukungan rakyat
dan tokoh-tokoh Indonesia atas kekuasaannya di Indonesia. Akibatnya, hal ini
menimbulkan beragam tanggapan dari para tokoh pergerakan nasional. Kelompok
pertama adalah kelompok yang masih mau bekerja sama dengan Jepang, tetapi tetap
menggelorakan pergerakan nasional. Para tokoh ini adalah mereka yang muncul
dalam berbagai organisasi bentukan Jepang. Adapun kelompok kedua adalah mereka
yang tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Jepang dan melakukan gerakan
bawah tanah.
Pada masa akhir pendudukan Jepang, terjadi revolusi politik di Indonesia, yakni kemerdekaan Indonesia. Peristiwa proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 menjadi momen penting perjalanan sejarah Indonesia selanjutnya. Kemerdekaan telah membawa perubahan masyarakat dalam segala bidang.
5)
Perubahan dalam Aspek Budaya
Jepang berusaha ‘menjepangkan’ Indonesia. Ajaran Shintoisme
diajarkan pada masyarakat Indonesia. Kebiasaan menghormat matahari dan
menyanyikan lagu Kimigayo merupakan salah satu pengaruh pada masa pendudukan
Jepang. Pengaruh budaya ini menimbulkan perlawanan di berbagai daerah. Kalian
dapat mengamati terjadinya perlawanan masyarakat pada masa pendudukan Jepang.
Salah satu penyebab perlawanan adalah penolakan terhadap kebiasaan menghormat
matahari.
Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami kemajuan. Pada tanggal 20 Oktober 1943, atas desakan dari beberapa tokoh Indonesia, didirikanlah Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas Komisi adalah menentukan istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa normatif serta menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar